Minggu, 27 November 2011

ARTIKEL


      ARTIKEL 1 (kalimat utama ada diawal artikel)

      Tawuran antar pelajar belakangan ini sudah semakin memprihatinkan, para pelajar kini semakin beringas melakukan hal-hal yang sangat anarkis, hal ini terjadi tentu bukan tanpa sebab, karen ada beberapa factor yang sangat mempengaruhi semakin menggilanya ulah para pelajar sekarang ini.
     
      Yang pertama adalah factor internal diantaranya Ajakan teman, beberapa pelajar yang tawuran ternyata ada diantara karena ajakan teman, karena takut dibilang “cupu loe ga mau ikut tauran, punya nyali ga loe..??” atau “ini kan buat kebaikan sekolah kita, klo loe ga ikut mending ga usah jadi temen gue..”, hal ini juga pernah terjadi pada diri saya pribadi, akan tetapi saya selalu mengabaikan hal tersebut karena saya tahu hal itu tidak berguna, factor internal yang kedua adalah Mental yang lemah, tidak mau dibilang “cupu” atau “culun” banyak diantara mereka terlibat dalam tawuran, ini mencerminkan bahwa mental para pelajar kita sangatlah lemah, hal ini tentu harus segera diperbaiki secepatnya, mulai dari diri sendiri dengan dibantu pihak-pihak terkait seperti guru dan orang tua.

      Selain faktor internal faktor eksternal secara tidak langsung mendorong para pelajar pelajar untuk melakukan aksi tawuran, diantaranya. Ekonomi, biasanya para pelaku tawuran adalah golongan pelajar menengah kebawah ini disebabkan faktor ekonomi mereka yang pas-pasan bahkan cenderung kurang membuat membuat mereka melampiaskan segala ketidakberdayaannya lewat aksi perkelahian tersebut, karena diantara mereka merasa dianggap rendah ekonominya dan akhirnya ikut tawuran agar dapat dianggap jagoan, lalu Perhatian, kurangnya perhatian dari orang-orang disekitar mereka seperti orang tua dan guru membuat mereka bebas dan bisa melakukan segala sesuatu sesuka hati mereka, termasuk tawuran diantaranya.

      Khusus para pembaca yang masih jadi pelajar, nih kakak bagi-bagi tips buat menghindari tawuran antar pelajar.

1.      Jangan suka kongko-kongko atau nongkrong ga jelas setelah jam pelajaran berakhir waktunya pulang langsung pulang, kalo pun mau pulang terlambat lebih baik hubungi orang tua, agar orang tua ga khawatir.
2.      Jangan takut dibilang cupu atau culun, coz tawuran cuma buang-buang waktu dan tidak berguna, sudah begitu resikonya bisa ngerenggut nyawa kalian lohh, emangnya mau meninggal sebelum menikah?? Hehehe…

3.      Lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti ikut ekstakulikuler, olahraga, Les dsb.
     
Buat kawan-kawan pelajar di seluruh Indonesia, teruslah berusaha meraih cita-cita kalian setinggi mungkin, karena kita adalah penerus masa depan negeri ini.

ARTIKEL 2 (kalimat utama ada diakhir artikel).
1.                                               Prasangka Buruk (Negative Thinking).
Prasangka buruk merupakan belenggu yang sangat berbahaya bagi diri kita, karena belenggu ini selalu membuat kita bepikir tidak baik (negative thinking) akan sifat dan prilaku seseorang terhadap kita maupun orang lain, hal ini menyebabkan suara hati kita yang selalu ingin berpikir posifit menjadi tertutup oleh belenggu ini, maka dari itu kita harus selalu berpikir positif (positive thinking) kepada orang lain supaya terbebas dari prasangka buruk.
2.                                               Prinsip-Prinsip Hidup.
Di era global ini banyak prinsip-prinsip hidup yang menghebohkan dunia, prinsip hidup yang dipikirkan dan diyakini itu telah menciptakan berbagai tipe pemikiran tersendiri. Hasilnya ingin dianggap hebat, mengerikan atau menakutkan. Prinsip hidup yang terkenal adalah hara-kiri di Jepang, dimana bila seorang merasa bersalah atau putus asa, ia akan menusukkan pedang katana (samurai) kearah perut dan merobek lambungnya hingga mati secara perlahan, prinsip-prinsip atau ideology seperti itu yang dapat membuat kita tidak bekembang dan cenderung mundur, maka dari itu berprinsiplah pada suatu yang hakiki dan pasti.
3.                                                Kepentingan.
Prinsip akan menghasilkan kepentingan, dan kepentingan akan menentukan prioritas tindakan. Prinsip hara-kiri akan menghasilkan orang-orang yang sangat mudah putus asa dan takut untuk mencoba sesuatu hal yang sama tanpa takut gagal lagi, kita sebagai manusia harus mendengarkan suara hati kita, berpirirlah secara melingkar atau seobjektif mungkin, sebelum menentukan prioritas dan kepentingan.
4.       Pengalaman.
Pepatah asing mengatakan the experience is the best teacher atau pengalaman adalah guru terbaik, pada dasarnya hal itu tidak salah akan tetapi kebanyakkan manusia menggunakan pengalaman bukan untuk sebagai suatu pelajaran melainkan masa lalu yang tidak mengenakandan tidak ingin terulang, ini membuat kita akan semakin terpuruk akan pengalaman-pengalaman itu, harusnya kita tak takut untuk terus mencoba dan tidak perlu takut untuk gagal, serta jadikan pengalaman sebagai suatu hal untuk kita agar dapat melakukan suatu hal dengan lebih baik lagi.

5.       Sudut pandang.
Sudut pandang antar manusia tentulah berbeda-beda, karena kita mempunyai suatu pemahaman yang berbeda beda, ada kalanya manusia mempertahakan sudut pandangnya pada suatu hal padahal belum tentu sudut pandangnya itu benar, disini kita sebagai makhluk sosial harus bisa menerima perbedaan sudut pandang antara kita dengan orang lain agar kita dapat bersatu dan suara hati kita tidak tertutup oleh sudut pandang yang belum tentu kebenarannya.

6.       Literatur.
Literatur adalah suatu hal yang dapat menutup kemampuan dan jati diri kita, karena dengan hidup dengan leteratur seseorang hanya akan melakukan atau mengerjakan suatu hal hanya bila mendapat imbalan atau suatu penghargaan dari orang lain, jika setelelah melakukan sesutau tetapi tidak ada imblan atau penghargaan yang diberikan kepadanya, maka ia akan merasa kecewa dan putus asa, yang lebih parahnya lagi bila literatur-literatur itu menciptakan suatu paham yang bernama “fans berat”, hal ini tentu sangat berbahaya karena akan menciptakkan pribadi-pribadi peniru tanpa mengetahui siapa diri dia sebenarnya, maka dari itu “janganlah terbelenggu oleh literatur-literatur, berpikirlah dengan merdeka”.

7.       Pembanding.
Pembanding merupakkan sifat dimana seseorang merasa sesuatu yang dipikirkan atau dimiliki lebih baik dibandingkan apa yang orang lain pikirkan atau orang lain miliki, seperti contoh pada hal kepemilikikan,hari ini seseorang mempunyai handphone terbaru dengan fitur-fitur update dengan harga selangit, namun tidak lama kemudian, aka nada lagi orang uang memiliki handphone yang jauh lebih canggih dari yang dimilikinya. Pepatah mengatakkan “diatas langit masih ada langit”, maka dari itu kita harus memeriksa diri kita terlebih dahulu, sebelum menilai segala sesuatu dan jangan berpikir sesuatu dari apa yang kita pikirkan, tetapi lihatlah sesuatu dengan apa adanya.

7 penjelasan diatas adalah beberapa faktor dari belenggu penutup suara hari. Suara hati merupakan suatu hal atau perasaaan yang ada di dalam hati semua manusia yang bersifat sensitife, pribadi dan sulit diketahui oleh orang lain, pada dasarnya suara hati manusia memang sudah tercipta semenjak manusia lahir, karena suara hati merupakkan suatu hal yang hakiki dan bersifat universal atau sama antara satu dengan yang lain. Suara hati juga merupakkan suatu hal yang bersifat positif karena suara hati tidak dapat dibohongi, tapi terkadang suara hati kita sangat mudah hilang dan menyebabkan kita terjerumus kedalam kerusakan, kekerasan, kecurangan, kebohongan dan lain-lainya, hal ini disebabkan karena beberapa hal negative atau belenggu yang menutup suara hati kita.

            ARTIKEL 3 (kalimat utama ada diawal dan diakhir artikel)

                Proses pengambilan keputusan adalah proses dimana seseorang atau sekelompok orang mencari jalan keluar dari suatu masalah yang ada diadalam kelompok atau organisasi, dalam hal ini seseorang atau kelompok pengambil keputusan harus berpikir secara matang dan seobjektif mungkin, agar tidak salah dalam mengambil keputusan yang tentunya dapat berdampak buruk bagi dirinya dan kelompoknya.
                Macam-Macam Proses Pengambilan Keputusan. Pada dasarnya proses pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi 2, yaitu individual decision dan group decision.

                Individual decision adalah proses pengambilan keputusan hanya dilakukan oleh seorang pemimpin suatu kelompok atau organisasi, sementara para anggota hanya dapat memberikan saran dan masukkan, tanpa berhak ikut dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan ini sangat beresiko tinggi, karena bila seorang pemimpin tersebut salah dalam mengambil keputusan akan berdampak buruk secara pribadi pemimpin tersebut akan kehilangan kepercayaan dari bawahannya dan secara kelompok dapat menambah masalah untuk kelompok atau organisasi tersebut.

Group decision adalah proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seluruh anggota kelompok atau oraganisasi, proses keputusan ini jauh lebih baik, logis dan ideal sebab merupakan hasil pemikiran dari seluruh anggota kelompok. Group decision dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui musyawarah dan votting.

1. Musyawarah.
Di Negara yang menganut asas demokrasi seperti di Indonesia, dimana semua orang bebas memberikan aspirasinya pada suatu masalah termasuk dalam bermusyawarah. Musyawarah merupakan salah satu proses pengambilan keputusan yang sangat baik dalam kelompok atau organisasi, dimana dalam prosesnya pengambilan keputusan ini dilakukan, dirundingkan dan diputuskan secara besama-sama oleh semua anggota, dan tentu saja hal ini sangat baik untuk pengambilan keputusan suatu masalah, karena semua anggota kelompok ikut ambil bagian dalam prosesnya.

2. Votting.
Votting merupakan suatu proses pengambilan keputusan, dimana dalam proses pengambilan keputusan sebelumnya yaitu musyawarah pengambil keputusan biasanya ketua kelompok atau organisasi tidak mampu mengambil keputusan dengan bijak. Votting dilakukan dengan cara membuat beberapa keputusan (biasanya dimusyawarahkan terlebih dulu), lalu seluruh anggota menggunakan HAK-nya untuk memilih atau tidak keputusan-keputusan yang telah dibuat, setelah votting selesai para anggota akan menghitung hasil votting dari semua anggota dan suara terbanyaklah yang akan menjadi hasil dalam pengambilan keputusan tersebut, namun terkadang ada beberapa anggota kelompok yang tidak puas dengan hasil votting, dalam hal ini peranan pemimpin sangat diperlukan untuk memberikan penjelasan yang benar dari hasil keputusan yang ada.

Individual decision cenderung bersifat auto generated artinya pengambilan keputusan diambil secara cepat tanpa mempertimbangkan data, inforamasi dan fakta dilapangan, hal ini yang menyebabkan individual decision beresiko besar, berbeda dengan group decision yang lebih bersifat Induced yaitu proses pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan timbal-balik dari hasil keputusan tersebut, sehingga proses keputusan lebih logis, ideal dan beresiko lebih ringan, tetapi memerlukan waktu yang lebih lama. Seperti contoh dalam proses pengambilan keputusan untuk korban bencana alam, disini pemimpin harus mengambil langkah yang cepat dan tepat untuk menanggulanngi para korban bencana, agar para korban terbantu bebannya terutama anak-anak agar bisa kembali bersemangat untuk meraih cita-cita mereka sebagai ganerasi-generasi penerus bangsa Indonesia.

referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Artikel

Tidak ada komentar: