Rabu, 26 Oktober 2011

Diksi Dan Kalimat Efektif

1. DIKSI
Pengertian Diksi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”. Dari pertanyaan itu dapat disimpulkan, bahwa diksi adalah pemilihan kata dan atau gaya ekspresi seseorang, artinya setiap orang memiliki pemilihan kata, cara dan gaya dalam menyapaikan kata yang mereka ucapkan, tentu saja hal ini dapat mempengaruhi tata bahasa orang tersebut, termasuk saat seseorang membuat tulisan pada blog, saya dan para pembaca tentu punya pemilhan kata yang berbeda-beda.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat.

Ciri - Ciri Diksi
Meskipun pemilihan kata (diksi) dapat digunakan oleh siapa saja sesuai gaya bahasa setiap orang, tetapi pemilihan kata (diksi) mempunyai ciri tersendiri, seperti:
• menggunakan lafal, tekanan dan intonasi yang sesuai untuk menentukan pilihan kata (diksi) sehingga membentuk kata dan ungkapan yang tepat dalam kalimat.
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.


2. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
• Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
• Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji. (Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)
2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
• Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
• (Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah).
3. Penggunaan imbuhan yang kacau :
• Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan).
• Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
4. Kalimat tak selesai :
• Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
• (Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)



5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
• Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)

Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.

- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)

- Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)

- tau (tahu) - negri (negeri)
- kepilih (terpilih) - faham (paham)
- ketinggal (tertinggal) - himbau (imbau)
- gimana (bagaimana) - silahkan (silakan)
- jaman (zaman) - antri (antre)
- trampil (terampil) - disyahkan (disahkan)


http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
lecturer.ukdw.ac.id/othie/PengertianKalimat.pdf
www.bisnet.or.id/vle/mod/resource/view.php?id=1057

Tidak ada komentar: